Rahasia Dasar Mengelola Keuangan dari Rasulullah

Dengan langkah gontai, laki-laki itu datang menghadap Rasulullah. Ia sedang didera problem finansial; tak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Bahkan hari itu ia tidak memiliki uang sepeserpun.
Dengan penuh kasih, Rasulullah mendengarkan keluhan orang itu. Lantas beliau bertanya apakah ia punya sesuatu untuk dijual. “Saya punya kain untuk selimut dan cangkir untuk minum ya Rasulullah,” jawab laki-laki itu.
Rasulullah pun kemudian melelang dua barang itu. “Saya mau membelinya satu dirham ya Rasulullah,” kata salah seorang sahabat.
“Adakah yang mau membelinya dua atau tiga dirham?” Inilah lelang pertama dalam Islam. Dan lelang itu dimenangkan oleh seorang sahabat lainnya.
“Saya mau membelinya dua dirham”
Rasulullah memberikan hasil lelang itu kepada laki-laki tersebut. “Yang satu dirham engkau belikan makanan untuk keluargamu, yang satu dirham kau belikan kapak. Lalu kembalilah ke sini.”
Setelah membelikan makanan untuk keluarganya, laki-laki itu datang kembali kepada Rasulullah dengan sebilah kapak di tangannya. “Nah, sekarang carilah kayu bakar dengan kapak itu…” demikian kira-kira nasehat Rasulullah. Hingga beberapa hari kemudian, laki-laki itu kembali menghadap Rasulullah dan melaporkan bahwa ia telah mendapatkan 10 dirham dari usahanya. Ia tak lagi kekurangan uang untuk menafkahi keluarganya.
Salman Al Farisi punya rumus 1-1-1. Bermodalkan uang 1 dirham, ia membuat anyaman dan dijualnya 3 dirham. 1 dirham ia gunakan untuk keperluan keluarganya, 1 dirham ia sedekahkan, dan 1 dirham ia gunakan kembali sebagai modal. Sepertinya sederhana, namun dengan cara itu sahabat ini bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dan bisa sedekah setiap hari. Penting dicatat, sedekah setiap hari.

Nasehat Rasulullah yang dijalankan oleh laki-laki di atas dan juga amalan Salman Al Farisi memberikan petunjuk kepada kita cara dasar mengelola keuangan. Yakni, bagilah penghasilan kita menjadi tiga bagian; satu untuk keperluan konsumtif, satu untuk modal dan satu untuk sedekah. Pembagian ini tidak harus sama persis seperti yang dilakukan Salman Al Farisi.

mengelola uang 

Keperluan Konsumtif

Untuk soal ini, rasanya tidak perlu diperintahkan pun orang pasti melakukannya. Bahkan banyak orang yang menghabiskan hampir seluruh penghasilannya untuk keperluan konsumtif. Tidak sedikit yang malah terjebak pada masalah finansial karena terlalu menuruti keinginan konsumtif hingga penghasilannya tak tersisa, bahkan akhirnya minus.
Yang perlu menjadi catatan, bagi seorang suami, membelanjakan penghasilan untuk keperluan konsumtif artinya adalah memberikan nafkah kepada keluarganya. Jangan sampai seperti sebagian laki-laki yang menghabiskan banyak uang untuk rokok dan ke warung, sementara makanan untuk anak dan istrinya terabaikan.




Modal

Sisihkanlah penghasilan atau uang Anda untuk modal. Bahkan, kalaupun Anda adalah seorang karyawan atau pegawai. Sisihkanlah setiap bulan gaji Anda untuk menjadi modal atau membeli aset. Menurut Robert T. Kyosaki, inilah yang membedakan orang-orang kaya dengan orang-orang kelas menengah dan orang miskin. Orang kaya membeli aset, orang kelas menengah dan orang miskin menghabiskan uangnya untuk keperluan konsumtif. Dan seringkali orang kelas menengah menyangka telah membeli aset, padahal mereka membeli barang konsumtif; liabilitas.
Aset adalah modal atau barang yang menghasilkan pemasukan, sedangkan liabilitas adalah barang yang justru mendatangkan pengeluaran. Barangnya bisa jadi sama, tetapi yang satu aset, yang satu liabilitas. Misalnya orang yang membeli mobil dan direntalkan. Hasil rental lebih besar dari cicilan. Ini aset. Tetapi kalau seseorang membeli mobil untuk gengsi-gengsian, ia terbebani dengan cicilan, biaya perawatan dan lain-lain, ini justru menjadi liabilitas. Robert T Kiyosaki menemukan, mengapa orang-orang kelas menengah sulit menjadi orang kaya, karena berapapun gaji atau penghasilan mereka, mereka menghabiskan gaji itu dengan memperbesar cicilan. Berbeda dengan orang yang membeli aset atau modal yang semakin lama semakin banyak menambah kekayaan mereka.
Jangan dianggap bahwa aset atau modal itu hanya yang terlihat, tangible. Ada pula yang tak terlihat, intangible. Contohnya ilmu dan skill. Jika Anda adalah tipe profesional, meningkatkan kompetensi dan skill adalah bagian dari modal, bagian dari aset. Dengan kompetensi yang makin handal, nilai Anda meningkat. Penghasilan juga meningkat.

Sedekah

Jangan lupa sisihkan penghasilan Anda untuk sedekah. Mengapa? Sebab ia adalah bekal untuk kehidupan yang hakiki di akhirat nanti. Baik sedekah wajib berupa zakat maupun sedekah sunnah.
Apa yang dilakukan Salman Al Farisi adalah amal yang luar biasa. Ia bersedekah senilai apa yang menjadi keperluan konsumtif keluarganya. Jadi kita kita punya gaji atau penghasilan tiga juta, lalu kebutuhan konsumtif keluarga kita satu juta, kita baru bisa menandingi Salman Al Farisi jika bersedekah satu juta pula. Namun karena ada hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa sedekah satu bukit tidak dapat menyamai sedekah satu mud para sahabat, kita tak pernah mampu menandingi sedekah Salman Al Farisi.
Harta sejati kita yang bermanfaat di akhirat nanti adalah apa yang kita sedekahkan. Lalu mengapa kita membagi penghasilan kita menjadi tiga bagian; konsumsi, modal dan sedekah? Mengapa tidak semuanya disedekahkan? Sebab konsumsi dan modal sesungguhnya juga pendukung sedekah kita. Jika keperluan konsumsi kita terpenuhi, maka fisik kita relatif lebih sehat. Dengan fisik yang sehat, kita bisa beribadah dan bekerja yang sebagian hasilnya untuk sedekah. Mengapa perlu mengalokasikan untuk modal/aset? Karena ia akan semakin memperbesar pemasukan kita dan dengannya kita menjadi lebih mudah untuk bersedekah dalam jumlah lebih besar dan juga lebih banyak beramal. [Muchlisin BK] 
sumber : http://keluargacinta.com/rahasia-dasar-mengelola-keuangan-dari-rasulullah/

Mewujudkan “Baiti Jannati .. Rumahku adalah Surgaku ” di Dunia

“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS At Taubah [9]: 72)
 Karena perbedaan visi dan persepsi tentang arti kebahagiaan, masing-masing keluarga menggunakan cara dan dan jalan yang berbeda dalam menggapai kebahagiaan masing-masing. Sebagian keluarga menilai kebahagiaan dengan prestasi-prestasi akademik. Maka, setiap keluarga dipacu untuk semangat belajar dalam rangka mencapai cita-cita akademiknya. Sehingga berbagai macam gelar bertengger pada nama-nama anggota keluarga ini.
Sementara keluarga yang lain menganggap melimpahnya harta dan kekayaan  dapat mengantarkan kepada puncak kebahagiaan. Maka, seluruh anggota keluarga itu pun terinspirasi untuk merengkuh berbagai pernak-pernik dunia seperti mobil mewah, rumah bak istana dan tampilan ala selebritis.
Sebagian lagi, memandang jabatan dan kedudukan sebagai tolok ukur kebahagiaan. Hidupnya terkuras hanya untuk meraih jabatan. Bahkan, tidak sedikit yang menghalalkan segala cara demi meraih kedudukan dan jabatan itu.
Lalu, apa sih makna kebahagiaan keluarga yang sesungguhnya? Ayat di atas memberikan pemahaman, bahwa kebahagiaan yang hakiki dan “keberuntungan yang besar” adalah ketika kita dapat meraih surga di akhirat nanti. Hal ini menuntut kita untuk mampu menjadikan seluruh lingkungan kita, termasuk rumah kita menjadi taman-taman surga duniawi yang mampu menghantarkan semua keluarga kita menuju taman-taman surga ukhrawi.




Agar terwujud Baiti Jannati
Mengacu dari ayat di atas dan dalil-dalil lain, ada beberapa tips agar kita bisa merealisasikan Baiti Jannati, di antaranya:
Pertama: Mengenalkan Allah swt kepada penghuni rumah
Hal ini dilakukan dengan menerapkan Tarbiyah Imaniyah (Pendidikan Keimanan) kepada seluruh anggota keluarga sejak dini secara terpadu dan kontinyu sehingga mereka manjadi pribadi-pribadi yang bertakwa yang akan mewarisi surga. (lihat QS Ali Imran [3]: 133). Dan seluruh aktivitas orang yang bertakwa bernilai ibadah dan berpahala. Maka, dampak dari ketakwaan pun akan memancar dalam kehidupan keluarga. Pancaran sinar keimanan ayah, ibu dan anak-anaknya memantul di seluruh lorong-lorong rumah sehingga terciptalah ketenangan dan ketenteraman jiwa, kenyamanan, keakraban, kedamaian dan keharmonisan hubungan antaranggota keluarga. Bukankah rumah dengan situasi dan kondisi semacam itu bak surga dunia?
Namun, suasana surgawi di rumah seperti itu hanya akan terwujud manakala para penghuni rumahnya mengenal Allah swt dengan sangat baik. Di sinilah barangkali rahasianya, mengapa ayat di atas diawali dengan “Wa’adallah…” (Allah menjanjikan…). Jika ingin meraih surga (baca: kebahagiaan) di dunia dan akhirat, maka harus dekat dengan Yang Menjanjikan dan Menciptakan surga, yaitu Allah. Dan yang diberi janji pun bukan sembarang manusia, melainkan hanyalah orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan.Tanpa iman, harapan menggapai surga duniawi dan ukhrawi hanyalah tinggal harapan, dan tidak akan pernah menjadi kenyataan.

Kedua: Menciptakan Raudhah min Riyadhul Jannah (taman dari taman-taman surga) di rumah
Caranya dengan menghidupkan rumah dengan pengajian-pengajian, baik khusus keluarga maupun umum, dan halaqah-halaqah dzikir (majelis-majelis untuk meningkatkan intensitas dzikir kepada Allah). Memakmurkan rumah dengan lantunan ayat-ayat Al Qur’an supaya tidak seperti kuburan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw, “Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah” (HR Muslim no. 1300).
Sesungguhnya kondisi seperti inilah yang disinyalir oleh Rasulullah sebagai Raudhah min Riyadhi’l Jannah (taman dari taman-taman surga).
Beliau saw bersabda, “Jika kalian melewati Riyadhul Jannah (taman-taman surga), maka bergabunglah!” Para sahabat bertanya, “Apa itu Riyadhul Jannah?” Nabi menjawab,“Halaqah-halaqah dzikir ” (HR At Tirmidzi no. 3432).

Ketiga: Mengenalkan surga kepada keluarga
Termasuk menghadirkan surga di rumah adalah dengan mengenalkan surga kepada keluarga. Mulai dari sifat surga dan kenikmatan pemandangannya yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah tergerak di hati. Pintu-pintunya yang berjumlah delapan (lihat: HR An Nasaa’i no. 148), salah satunya bernama Ar Rayyaan yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang rajin berpuasa. Derajat surga, sungai-sungainya, anginnya, cahayanya, istana-istananya, pohon dan buahnya. Amalan-amalan yang diganjar surga, tabiat dan karakter jalan surga yang tidak bertaburan dengan bunga-bunga, melainkan penuh dengan kerikil dan duri. Makanan, minuman dan pakaian penduduk surga, dan khadam (pelayan) mereka. Bagi mereka kemah yang terbuat dari mutiara berlobang seluas 60 mil sehingga seorang mukmin mengelilingi keluarganya hingga seorang dengan lainnya tidak dapat saling melihat saking jauh dan luasnya (HR Bukhari IX/479 no. 2838). Dan berbagai kenikmatan lain yang tiada terbilang dan tak ada yang menandinginya (lihat secara lengkap dalam Al Jannah wa’n Naar (Surga dan Neraka), DR Umar Sulaiman Al Asyqar, hal. 115-267).
Ayat di atas menerangkan sebagian kecil dari kenikmatan tersebut, yaitu “surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn.…”
Bahkan, di atas semua kenikmatan itu, masih ada yang lebih besar dan lebih agung, yaitu keridhaan Allah swt sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik rahimahullah (lihat Tafsir Ibnu Katsir III/38-39).
Dari Abu Sa’id Al Khudry ra berkata: bahwasanya Rasulullah  pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman kepada penghuni surga: “Wahai penghuni surga.” Mereka menjawab: “Baik, kami penuhi panggilan-Mu wahai Rabb kami dan semua kebaikan ada di kedua tangan-Mu.” Lalu Allah bertanya, “Ridhakah kalian?” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak ridha, padahal Engkau telah memberi kami apa saja yang tidak Engkau berikan kepada makhluk lain.” Allah lalu berfirman, “Maukah Aku beri kalian yang melebihi semua itu?” Mereka menjawab, “Ya Rabb, apa sesuatu yang lebih baik dari semua itu?” Allah menjawab, “Aku halalkan untuk kalian ridha-Ku, maka Aku tidak akan murka terhadap kalian setelah ini selama-lamanya” (HR Bukhari XI/363-364 dan Muslim no. 2829).
Dan puncak dari semua kenikmatan di surga adalah melihat Allah Yang Maha Mulia. Dan tidak ada anugerah yang paling disukai oleh penghuni surga selain melihat Rabbnya Yang Maha  Berkah dan Tinggi (lihat HR Muslim no. 181).
Ibnul Atsir rahimahullah mengatakan, “Rukyatullah (melihat Allah) adalah puncak kenikmatan akhirat dan derajat/tingkatan yang paling tinggi dari semua pemberian Allah yang istimewa…” (Jaami’ul Ushul X/557).
Dalam kajian Sayyid Quthb rahimahullah, bahwasanya hubungan dengan Allah yang sekilas dan melepaskan diri dari cengkeraman daya tarik dunia yang sesaat mendapatkan balasan beragam kenikmatan, lalu ditambah lagi dengan ridha Allah yang menggelora dalam jiwa-jiwa mereka, dan itu mereka rasakan tanpa terputus, maka pastilah “itu adalah keberuntungan yang besar” (lihat Fi Zhilal Al Qur’an III/1676).
Bahkan, jika perlu surga dan beragam kenikmatannya itu ditulis dan dikemas dalam suatu poster yang ditempel di tempat yang menarik perhatian di rumah, sehingga semua anggota keluarga selalu mengingatnya dan termotivasi untuk menjadi penguninya. Maka, hal ini secara tidak langsung dapat menjadi motivator dan stimulan dalam memproduksi banyak kebajikan. Sehingga benar-benar “Baiti Jannati, rumahku adalah surgaku“. 

 Sumber Ummi-online.com

Privat Spesial Belajar dan Ngaji

Terima Panggialan Privat Khusus WIlayah Sleman Yogyakarta dan Sekitarnya

Outbond Santri Binaan Depot Iqro As-Salam



Team Trainer MEDIA siap menjadi trainer untuk outbond acara anda. Aneka permainan dengan hikmah dan pelajaran islami kita siapkan untuk para pesert oubond. Dijamin menyenangkan dan berkesan karena memberi hikmah setiap permainan.

Berbakti Kepada Orang Tua

Assalaamu ‘alaikum Wr Wb
Mukadimmah
Kepada yang terhormat bapak ibu serta teman-teman sekalian..
Alhamdulillah Puji dan syukur hanya milik Allah yang telah memberikan kita kesehatan, keimanan dan banyak kenikmatan. Sholawat dan Salam semoga tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat dan umatnya .... Allohumma Amien.
Bapak Ibu serta sahabat kecil yang Selly hormati... Ismakhulii an u’arrifa nafsi, Ismi Selly min SDIT Luqman Al hakim Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang Birul walidain. Berbuat baik pada bapak dan ibu. Tappi sebelumnya Selly mau tanya dulu neh....Dijawab ya pak....Bu....
Siapa yang mengandung kita ? Siapa yang lahirkan kita ? Siapa yang merawat, mendidik dan cari nafkah ?
Kira-kira kita sudah bisa belum ya membalas kebaikan orang tua kita ?
Dulu...Ada seorang sahabat yang selalu menggendong ibunya kemanapun ibunya pergi. Kemudian ia bertanya pada Rosul, Apakah semua itubisa membalas kebaikan ibunya ? Dan apa jawab Rosul pak, Bu ? Ternyata TIDAK...Karena dunia dan seisinya tidak sedikitpun membalas kebaikan bapak dan ibu.
Rosullullah sangat mencintai umat NYA. Kira-kira bapak ibu dicintai Rosul ?
Bagaimana caranya ?
Firman Allah dalam surah Al Ahqaaf : 15
Wawashoinal insaana biwaalidaihi ihsaana. Hammalathu ummuhu Qurhaw wawadho ‚athu Qurha..
Artinya : Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapakny. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula.
Bagaimana cara berbuat baik kepada bapak ibu ?
Apakah dengan selalu mengikutinya ? ternyata TIDAK juga.  Cara berbuat baik pada bapak ibu diantaranya adalah =
Pertama = Menaatinya jika berada dalam kebaikan
Bila orangtua kita meminta untuk beribadah kepada Allah, maka kita WAJIB TAAT.
Tapi kalau mereka meminta kita untuk berbuat kemungkaran maka kita bolehmenjawab..NO Way, Sorry...Sorry Mam....I am busy now...
Kedua = Mendoakan mereka
Sampun dungoaken bapak ibu dereng pak, bu ? Kita diperintahkan untuk mendoakan orang tua setiap hari,kalau bisa setiap selesai sholat. Doanipun pripun pak bu. Monggo sareng-sareng.
Allohummagfirli......saget nggih pak bu doa ipun. Ampun kesupen menawi bibar sholat. Dungo-dungo...wonten lagu ne....
Ayo kita berdoa........ untuk orang tua kita
Ayo kita berdoa........ supaya masuk surga asyik...asyik..
Kita yakin masuk surga.......asyik...asyik.... karna rajin berdoa.dari tua & yang muda....... laki-laki perempuan...ayo semua rajin berdoa.....
Cara birul walidain yang ke-3 berkata-kata yang baik
Perkataan yang baik itu sangat dicintai Allah apalagi kepada orang tua. Jangan sekali-kali orang tua kita merasa sakit hati dengan apa yang kita katakannabi bersabda Fal yakul khairan auliyasmud. Berkata baik lah atau diam. Hayo siapa yang suka membantah orang tua??? Semoga semua yang hadir disini tidak seperti itu ya.
Sebelum ditutup ada pantun nih
Jalan-jalan naik sepeda pakai topi dikepala
Jagalah perkataan yang mulia terutama pada orang tua
Demikian yang dapat Selly sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf
Buah durian dalamnya putih cukup sekian terima kasih. Mangan kupatlawuh bakmi, menawi lepat please for give me.
Ilaliaqo ……. Wabilahitaufik wal hidayah waridho wa inayah
Wasalamu ‘alaikum warahmatullahi warahmatullahi wabarokatuh
Diposkan oleh
sumber : http://teks-dacil-selly.blogspot.com/ 

Cara Mencintai Rosul


Assalaamu ‘Alaikum Wr Wb
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wassholatu Wassalamu ‘Ala Nabiyina Muhammadin Wa ‘Ala Alihi Wasobihi Azmain ‘Amma Ba’du
Shalawat & salam tak lupa mari kita sanjungkan selalu kepada junjungan kita Nabii Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya. Semoga kita selalu  mendapat rahmat dan maghifah dari Allah SWT, Allahumma Amin.
Ismi Selly min Yogyakarta ingin memberikan tausiyah dengan judul Cara Mencintai Rosul.
Alhamdulillah Allah SWT memberikan hidayah kepada kita untuk lebih mengenal Islam melalui Nabi Muhammad SAW, kita lebih bisa lebih merasakan cahaya Islam.
Rosullullah sangat mencintai umat NYA. Kira-kira bapak ibu serta teman teman disini ingin tidak dicintai Rosul ?
Bagaimana caranya ?
Pertama, dengan mengikuti ajaran
            Buat apa berlimpah harta, kalo tidak mau sedekah. Buat apa berkata cinta kalo tidak ada buktinya
Salah satu bukti mencintai Rosul yaitu dengan mentaati ajaran NYA.
Ingat lho..... TAAT TIDAK SEBAGIAN SEBAGIAN.....TAPI SEMUANYA...
Bapak ibu kalo punya rumah tidak ada ATAPnya MAU TIDAK ???
Jelas Tidak mau dong……Nanti kalo hujan kehujanan, kalo panas kepanasan, kalo dingin kedinginan…..Kalo punya Rumah harus yang lengkap….Ada lantainya, ada Dindingnya, ada Atapnya dan sebagainya…
Begitu juga dengan ajaran ISLAM….Harus yang LENGKAP... Mau Sholatnya..... Mau Puasanya.... Mau Sodakohnya...Mau Senyumnya....Jangan Pilih-pilih….Itu baru namanya TAAT….
Siapa yang disini belum Sholat Lima waktu ??? Hayo ngaku….Pasti Malu….Kalo masih belajar boleh deh dikit-dikit bolong...Tapi jangan lama-lama ya...Karena menaati ROSUL itu sama dengan menaati ALLAH…
‘Audzubillahi minnasyaitonirrojim… Bismillahi Rohmanirrohim…May Yuti’I Rosulla Faqod Atho Allah
Barang siapa menaati Rosul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah (QS an nisa :80)
Cara yang KEDUA adalah mengikuti sunnah NYA.
Sunnah Rosul banyak lho…Apa coba contohnya……
Misalnya…Memakai wangi wangian, memotong kuku pada hari Jum’at, melaksanakan sholat-sholat sunnah dan masih banyak lagi… Kalo kita ingin dicintai Rosul berarti mengamalkan Sunnah NYA dalam kehidupan…
Cara mencintai Rosul yang KETIGA adalah banyak bersholawat.....
Allah berfirman :
Innallaha wamalaaikatuhu Yusholuna alan nabiy yaaaiyahaladziina amanu sholu alaihi wasalimu taslima.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat – NYA bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ......... ( QS. Al ahzab 56 )
Mari bapak ibu kita bersholawat untuk Nabi Muhammad
Shollatullah...Salaamullah...AlaaThoha...Rosulillah....Sollatullahh...Sholamullah....Alla Yassin...Habibillah....
Nah itu tadi TIGA CARA agar kita dicintai Rosul....
Demikian Bapak Ibu yang dapat Selly sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Sebelum ditutup Selly punya pantun neh....    Mangan Ketupat Lawuh Bakmi...........Menawi LEPAT, Please forgive me...
Wabillahi Taufik wal hidayah, wassalaamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Diposkan oleh
sumber : http://teks-dacil-selly.blogspot.com/ 

7 Cara Mengajak si Kecil Shalat di Masjid

7 Cara Mengajak si Kecil Shalat di Masjid
Terkadang kita kerap merasa terganggu oleh tangis si kecil atau keributannya saat sedang berusaha untuk beribadah dengan khusyuk di masjid saat shalat Jumat, atau saat-saat kesempatan lain, seperti di hari-hari besar umat Islam. Tentu saja tidak ada larangan untuk membawa anak membiasakan melakukan ibadah di masjid. Hanya saja anak perlu dibiasakan sejak kecil untuk beribadah ke masjid tanpa mengganggu lingkungannya yang sedang melakukan ibadah.
Untuk membiasakan anak melakukan ibadah di masjid, antara lain:
1. Untuk anak batita, biasakan ia berada di tengah orang dewasa yang tengah melakukan shalat secara berjamaah. Terkadang yang membuat mereka mendadak rewel adalah rasa ditinggalkan saat semua sibuk melakukan shalat, sedangkan tidak ada yang memperhatikannya. Dengan membiasakan ia ‘ditinggal’ sebentar untuk melakukan shalat berjamaah di rumah misalnya, akan membuatnya terbiasa dengan keadaan ini saat berada di tempat ibadah.
2. Sekali-sekali ajaklah ia ke masjid, walaupun Anda tidak ikut shalat berjamaah. Hanya membiasakan si kecil berada di lingkungan yang terasa asing baginya. Beri penjelasan apa yang biasa dilakukan orang saat di masjid. Dan biarkan saja jika ia terlihat ingin mengikuti orang melakukan shalat.




3. Sebelumnya Anda juga dapat membeli buku cerita bergambar, atau ceritakan saja sesuai dengan kemampuannya mencerna tentang suasana masjid, dan apa saja yang biasa orang lakukan di masjid, juga apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di masjid. Tekankan bahwa masjid adalah tempat ibadah, dan orang membutuhkan tempat yang tenang jika beribadah.




4. Jika saatnya tiba, Anda dapat mendadani si kecil dengan pakaian yang pantas, namun nyaman dan tidak panas. Pakaian yang berlapis-lapis akan membuatnya gerah, sehingga jangan heran jika anak menjadi rewel saat berada di masjid. Jika perlu sediakan pakaian seperti yang Anda kenakan, misalnya baju koko yang serupa, atau peci yang sama, sehingga ia akan bangga mengenakannya bersama Anda.
5. Untuk anak batita dan balita, perlu juga Anda bawakan buku cerita atau mainan yang dapat membuatnya sibuk saat Anda harus melakukan ibadah, atau mendengarkan ceramah dengan waktu yang agak panjang.
6. Jika perilaku si kecil tidak sesuai dengan harapan Anda, maklumi saja. Beri peringatan dengan cara yang tegas namun penuh kasih sayang. Misalnya saat anak berteriak atau menangis. Jangan segan-segan untuk berulang kali mengingatkan mereka bahwa masjid adalah tempat dimana orang membutuhkan ketenangan untuk beribadah, sehingga biasakan mereka untuk tidak berbicara keras, mengobrol, bercanda maupun berteriak-teriak di tempat ini. Tentu saja sebelumnya Anda juga harus memberi contoh yang sama.
7. Ingat bahwa pengalaman di awal usia anak saat berada di tempat ibadah ini mempengaruhi seluruh kesannya terhadap tempat ini, dan lebih luas lagi terhadap agama yang dianutnya. Jika kita terbiasa menakut-nakutinya dengan hal-hal yang menyeramkan, seperti setan, neraka, dosa dan sebagainya di tempat ini, maka si kecil akan menangkap pesan bahwa berada di masjid menakutkan, sehingga bisa jadi ia akan memiliki kesan yang negatif terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Namun kalau Anda memperkenalkan tempat ibadah sebagai sesuatu yang nyaman dan memberikan ketenangan, maka ia pun akan memiliki kesan yang serupa.
sumber : https://www.facebook.com/TipsMendidikAnakSolehDanSolehah/posts/612281038846925

Peraga Pendidikan yang Menyenangkan Magic Disc Rumus Canggih

Ada 4 Macam Magic Disc
1. Fisika.
2. Matematika.
3. Kimia.
4. Bahasa Inggris.
Anda Tinggal Memutar-utar Lingkaran Depan dan belakang, maka Anda akan menemukan keajaiban yang muncul pada lubang-lubang yang tersedia berupa rumus2. Di bagian belakang dilengkapi berbagai keterangan yang berhubungan dengannya.Ini untuk mempermudah belajar putra putri kita....atau untuk pengusaha bisa menambah incam, Anda berminat???? silahkan call/ sms 08175425052 atau invite BBM 7D3CD1FA / WA 082133631419

Harga Produk ini Hanya Rp. 5000 All items dan dapat potongan harga pemesanan diatas 50 biji.

contoh produk dibawah ini

Bahasa Inggris 

 Tampak Depan


 Tampak Belakang

FISIKA

Tampak Depan


KIMIA

 Tampak Depan


Tampak Belakang

MATEMATIKA

Tampak Depan 

 
  
 Tampak Belakang

MAGIC DISC ADALAH ALAT PERAGA YANG MENGASYIKAN BISA BELAJAR DENGAN MENYENANGKAN HARGANYA HANYA Rp. 5000 
bagi yang memesan diatas 100 biji dapat ptongan harga.





Terima Panggilan Guru Privat Pelajaran dan Ngaji

Bimbel MDIA Education menghadirkan konsep bimbel privat yang berbeda. Membimbing dengan mengasah akal, hati dan raga.


Biaya Pendaftaran Rp. 20.000
fasilitas :
*Buku Prestasi DOA dan PAI
*Buku Iqro

Biaya Perpaket Guru Privat
# Rp. 25.000 ( 4 x pertemuan / minggu )
# Rp. 30.000 ( 3 x pertemuan / minggu )
# Rp. 35.000 ( 2 x pertemuan / minggu )

Layanan Lembaga MDIA
1. Mengganti Guru Privat bila tak sesuai.
2. Orang Tua Anak akan mendapat langganan gratis Buletin Parenting

Proses Pembayaran
1. Lembaga akan mengambil pembayaran setiap bulan.
2. Bisa transfer ke rekening lembaga.

Mendidik Anak dengan Sabar, Senyum, dan Sentuh



REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Motivator asal Surabaya Bagus Sanjoto menyebut, ada tiga cara mendidik yang baik, yakni sabar, senyum, dan sentuh
"Mendidik dengan sabar berarti mendidik dengan ucapan yang halus dan tidak bernada marah. Bahkan kalau perlu dengan raut muka yang senyum. Kalau mendidik dengan kasar, membuat anak menjadi takut dan pendidikan yang diajarkan menjadi terlupakan," katanya, Sabtu (26/10).
Cara lainnya adalah dengan sentuhan. "Sentuhan yang baik itu dengan mengelus pundak kanan dan kiri, mengelus punggung, mengelus kepala bagian belakang, dan mengelus punggung tangan," katanya.
Secara psikologis, lanjutnya, sentuhan pada bagian yang diajarkan Nabi Muhammad SAW itu membuat anak menjadi mudah patuh dan merasa bersalah.
"Insya Allah, tiga cara mendidik itu akan membuat anak menjadi baik, tetapi tentu saja dengan mewaspadai musuh yang menjadi tantangan anak sekarang, yakni gadget dan televisi," katanya.

Redaktur : Mansyur Faqih

Sumber : Antara

12 Cara Mendidik Anak Sopan Santun (Terbukti dan Mudah untuk dilakukan)







1. Mulai sejak Dini
Mulai Kapan? umur 1-2 tahun sudah bisa dan mulai dibiasakan.
2. Berikan Contoh Yang Benar
bukan contoh yang baik saja, tetapi contoh yang benar dan konsisten mutlak dibutuhkan anak agar kelak dia menjadi mahkota orangtua.
3. Biasakan “Tolong, Terima Kasih dan Maaf”
ingin menciptakan dunia yang jauh lebih baik? mulailah mendidik dan memberikan contoh serta membiasakan anak dari kecil terbiasa dengan hal ini.
4. Bermain Role Play
misal main dokter-dokteran, "permisi pak dokter, selamat malam pak dokter, terima kasih pak dokter, dan sebagainya"
5. Ulangi dan Ulangi
gunakan tehnik "iklan di televisi" selalu mengulang dan kita semua mengingat produk yang ditawarkan. ulangi dengan gembira dan happy bukan paksaan, jadilah kreativ.
6. Melalui cerita dan Dongeng
saat menjelang tidur, ceritakan dan masukan nilai sopan santun kepada anak, tambahakan dengan imajinasi anda sendiri " Aladin berkata apa setelah diberi makan ?... Terima kasih"
7. Hindari menjadikannya bahan lelucon
Jika perilakunya sudah terbentuk, jangan dijadikan lelucon " jiaahhh, sekarang pake permisi..., culun banget sih pake pamitan ya"
8. Sabar dan beri waktu untuk terjadi
pada proses yang lebih berat, dan pada beberapa anak berikan waktu untuk menunjukan perilaku ini, ini adalah pembiasaan. Jika belum biasa tunggu dengan sabar dan tidak perlu emosi, agar dibenaknya tidak terbentuk sopan santun itu proses belajar yang menyakitkan.
9. Perhatian
Perhatikan proses yang terjadi dari hari, minggu bulan. dan berikan respon di perilakunya.
10. Beri pujian yang tepat
Pujian yang tepat dan secukupnya, nanti anak bisa berlaku sopan hanya cari pujian jika tidak ada pujian dia tidak berlaku sopan.
11. Kenalkan dengan Agama
Jelas agama juga mengajarkan hal-hal yang baik dan menumbuhkan kedewasaan.
12. Peluk dalam Doa
Doakan anak agar menjadi anak yang bertumbuh baik. Doa orangtua adalah bentuk "keyakinan" terhadap anak, kelak seperti apa anaknya jika dewasa.
Semoga bermanfaat dan Berbagilah untuk Manfaat Terbaik