Depot Iqro As-Salam: October 2025

Manfaat membaca Al-Quran bagi Kesehatan

Membaca Al-Qur’an tidak hanya memberikan ketenangan spiritual, tetapi juga berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental. Saat seseorang membaca ayat-ayat suci dengan tartil dan penuh penghayatan, ritme bacaannya membantu menstabilkan pernapasan serta menurunkan detak jantung. Aktivitas ini serupa dengan teknik relaksasi atau meditasi yang mampu menurunkan kadar stres dan hormon kortisol dalam tubuh. Penelitian juga menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat menenangkan sistem saraf, meningkatkan konsentrasi, dan membantu mengatasi gangguan kecemasan maupun insomnia.

Selain itu, membaca Al-Qur’an secara rutin dapat menjaga kesehatan otak. Aktivitas membaca, menghafal, dan memahami makna ayat-ayatnya melatih daya ingat serta memperkuat fungsi kognitif. Gerakan mulut dan lidah saat membaca juga melatih koordinasi saraf motorik halus. Secara emosional, kedekatan dengan Al-Qur’an membangun rasa syukur, sabar, dan optimisme yang berdampak langsung pada kebahagiaan dan keseimbangan mental seseorang. Dengan demikian, membaca Al-Qur’an bukan hanya ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga terapi alami untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

10 Pertanyaan Obrolan untuk Mengetahui Isi Hati Anak


Mengajak anak ngobrol kadang gampang-gampang susah. Kalau pertanyaannya terlalu serius, anak bisa jadi malas menjawab. Tapi kalau kita pintar memilih kata, anak justru akan merasa nyaman untuk bercerita. Nah, berikut ini ada 10 pertanyaan yang bisa membantu orang tua atau guru mengetahui isi hati anak, lengkap dengan penjelasan dan contohnya.

1. “Hari ini apa yang paling bikin kamu senang?”

Pertanyaan ini mengarahkan anak untuk mengingat momen positif yang baru saja mereka alami. Dengan begitu, mereka belajar fokus pada hal-hal yang menyenangkan.
 • Manfaat: Anak jadi terbiasa bersyukur dan menghargai hal kecil.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Hari ini apa yang bikin kamu paling senang?”
 • Anak: “Tadi main bola sama teman, menang gol!”
 • Orang tua: “Wah, pasti seru banget, ya. Kamu jadi makin semangat main bola?”

2. “Ada nggak sesuatu yang bikin kamu agak sedih atau kesal hari ini?”

Pertanyaan ini membuka ruang bagi anak untuk bicara tentang perasaan negatifnya. Mereka belajar bahwa merasa sedih atau marah itu wajar.
 • Manfaat: Anak tidak menumpuk perasaan dan merasa aman untuk jujur.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Ada nggak yang bikin kamu agak sedih atau kesal hari ini?”
 • Anak: “Tadi rebutan pensil sama teman, jadi sebel.”
 • Orang tua: “Hmm, pasti nggak enak ya. Kamu mau cerita lebih lanjut?”

3. “Siapa teman yang paling seru main bareng? Kenapa?”

Pertanyaan ini membantu kita mengenal lebih jauh dunia sosial anak.
 • Manfaat: Kita bisa tahu siapa teman baik anak, dan seperti apa tipe pertemanan yang mereka sukai.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Siapa sih teman yang paling seru main bareng?”
 • Anak: “Si Fira. Soalnya dia suka ketawa kalau aku cerita lucu.”
 • Orang tua: “Oh, berarti kamu nyaman kalau ada teman yang gampang ketawa, ya?”

4. “Kalau boleh mengubah satu hal di rumah atau sekolah, kamu mau ubah apa?”

Dengan pertanyaan ini, anak belajar mengungkapkan keinginannya dengan cara yang positif.
 • Manfaat: Anak merasa punya suara dan dilibatkan dalam lingkungan sekitar.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Kalau boleh ubah satu hal di rumah, apa yang mau kamu ubah?”
 • Anak: “Jam tidurnya. Biar boleh tidur lebih malam.”
 • Orang tua: “Hehe, pasti pengin main lebih lama, ya? Kita bisa coba atur waktu biar tetap sehat.”

5. “Apa hal kecil yang bikin kamu bangga sama diri kamu sendiri hari ini?”

Pertanyaan ini mengajarkan anak menghargai pencapaian pribadi sekecil apa pun.
 • Manfaat: Meningkatkan rasa percaya diri anak.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Apa yang bikin kamu bangga sama diri kamu hari ini?”
 • Anak: “Aku bisa ngerjain soal matematika tanpa nanya.”
 • Orang tua: “Wah, keren! Berarti kamu makin mandiri, ya.”

6. “Kalau kamu lagi capek atau bete, biasanya pengin ngapain?”

Pertanyaan ini membantu kita memahami cara anak menenangkan diri.
 • Manfaat: Orang tua jadi tahu cara mendampingi anak saat suasana hati mereka kurang baik.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Kalau kamu capek atau bete, biasanya pengin ngapain?”
 • Anak: “Nonton kartun.”
 • Orang tua: “Oke, berarti nonton kartun bisa bikin kamu lebih tenang, ya.”

7. “Apa hal yang paling kamu tunggu-tunggu minggu ini?”

Pertanyaan ini membuat anak lebih bersemangat membicarakan hal-hal menyenangkan yang akan datang.
 • Manfaat: Anak belajar menaruh harapan pada hal-hal positif.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Apa yang paling kamu tunggu minggu ini?”
 • Anak: “Hari Sabtu, soalnya ada latihan menari.”
 • Orang tua: “Wah, seru tuh. Kamu udah siapin gerakan barunya?”

8. “Ada hal yang bikin kamu takut tapi belum pernah kamu ceritain?”

Pertanyaan ini memberi ruang anak untuk membicarakan hal yang membuat mereka khawatir.
 • Manfaat: Anak belajar berani jujur tentang kerentanannya.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Ada hal yang bikin kamu takut nggak, tapi belum kamu ceritain?”
 • Anak: “Aku takut kalau harus tampil di depan kelas.”
 • Orang tua: “Wajar kok, banyak orang juga merasa begitu. Kita bisa latihan bareng, ya.”

9. “Kalau bisa kasih pesan ke Ayah, Ibu, atau Guru, apa yang mau kamu bilang?”

Pertanyaan ini memberi kesempatan anak menyampaikan perasaan mereka secara langsung.
 • Manfaat: Anak merasa suaranya penting dan dihargai.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Kalau kamu bisa kasih pesan ke Ayah/Ibu, mau bilang apa?”
 • Anak: “Aku pengin ayah main bareng lebih lama.”
 • Orang tua: “Oke, ayah usahakan, ya. Terima kasih sudah bilang jujur.”

10. “Apa harapan atau doa yang belum pernah kamu ceritain ke siapa pun?”

Pertanyaan ini membantu anak membicarakan impian atau doa pribadinya.
 • Manfaat: Membuka ruang refleksi dan memperkuat ikatan emosional.
 • Contoh obrolan:
 • Orang tua: “Apa doa atau harapanmu yang belum pernah kamu ceritain?”
 • Anak: “Aku pengin bisa punya sepeda baru biar bisa ikut teman-teman.”
 • Orang tua: “Wah, itu doa yang bagus. Semoga suatu saat bisa terkabul, ya.”
Penutup

Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin terlihat sederhana, tapi justru itulah kuncinya. Anak tidak suka ditanya dengan cara yang rumit, mereka lebih terbuka lewat obrolan santai. Dengan rutin mengajak ngobrol seperti ini, hubungan kita dengan anak akan jadi lebih dekat, hangat, dan penuh kepercayaan.
#guru #NewsUpdate #sekolah #belajar #pendidikan #newstoday

10 Materi Singkat Pentingnya Pendidikan Islam

1. Ilmu sebagai Cahaya Kehidupan dalam Islam

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saudara-saudaraku, Islam mengajarkan bahwa ilmu adalah cahaya. Dengan ilmu, hidup kita terang, tanpa ilmu kita mudah tersesat. Allah SWT berfirman, “Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?” (QS. Az-Zumar: 9). Maka, marilah kita jadikan ilmu sebagai penerang dalam kehidupan agar selamat dunia dan akhirat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

2. Menuntut Ilmu, Jalan Menuju Surga

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Betapa mulianya menuntut ilmu. Setiap langkah kita ke majelis ilmu adalah langkah menuju ridha Allah. Maka jangan malas belajar, karena belajar adalah ibadah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

3. Pendidikan: Warisan Terbesar Rasulullah SAW

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rasulullah SAW tidak mewariskan harta benda, tetapi beliau mewariskan ilmu. Siapa yang mengambil ilmu dari beliau, maka ia mendapat warisan yang terbaik. Maka mari kita jaga pendidikan, kita pelajari Al-Qur’an, sunnah, dan ilmu kehidupan, agar menjadi umat yang kuat dan mulia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

4. Mengapa Islam Mewajibkan Menuntut Ilmu?

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Islam mewajibkan kita menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan. Sebab tanpa ilmu, kita tidak bisa beribadah dengan benar, tidak bisa membedakan yang halal dan haram. Karena itu, menuntut ilmu adalah kewajiban dasar setiap muslim, agar hidup kita terarah sesuai petunjuk Allah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

5. Peran Pendidikan dalam Membentuk Akhlak Mulia

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ilmu bukan hanya untuk pintar, tetapi juga untuk membentuk akhlak mulia. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak. Maka pendidikan sejati adalah yang mengajarkan ilmu sekaligus menanamkan akhlak. Dengan akhlak mulia, ilmu kita bermanfaat dan membawa berkah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

6. Ilmu Lebih Berharga dari Harta

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Harta jika dibagi akan habis, tetapi ilmu jika dibagi akan semakin berkembang. Harta bisa dicuri, ilmu akan tetap melekat. Oleh karena itu, ulama jauh lebih mulia daripada orang kaya. Maka marilah kita utamakan menuntut ilmu, karena ilmu adalah harta sejati.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

7. Mendidik Generasi Qur’ani, Membangun Peradaban Islami

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bangsa yang maju lahir dari generasi berilmu. Generasi Qur’ani adalah generasi yang cerdas akalnya dan kuat imannya. Rasulullah SAW membangun peradaban Islam dengan pendidikan. Maka mari kita didik anak-anak kita dengan Al-Qur’an dan ilmu yang bermanfaat, agar lahir generasi penerus peradaban Islam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

8. Belajar Sejak Buaian Hingga Liang Lahat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pepatah Arab mengatakan, “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat.” Ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu tidak mengenal usia. Selama kita hidup, kita harus belajar. Sebab setiap ilmu baru yang kita pelajari akan menjadi bekal di dunia dan akhirat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

9. Ulama, Pewaris Para Nabi: Pentingnya Menjadi Ahli Ilmu

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rasulullah SAW bersabda, “Ulama adalah pewaris para nabi.” Pewaris nabi bukanlah orang kaya atau pejabat, melainkan orang berilmu. Maka siapa yang menuntut ilmu agama, ia sedang berjalan di jalan para nabi. Semoga kita termasuk orang-orang yang berusaha menjadi ahli ilmu.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


---

10. Pendidikan Islami sebagai Pondasi Kebahagiaan Dunia Akhirat

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pendidikan dalam Islam bukan hanya untuk dunia, tetapi juga untuk akhirat. Ilmu yang kita pelajari akan membimbing kita dalam bekerja, beribadah, dan bermasyarakat. Dengan pendidikan Islami, kita mendapat kebahagiaan dunia sekaligus keselamatan di akhirat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.