Depot Iqro' As-salam Yogyakarta yang merupakan pemasar buku Iqro, serta berbagi buku penunjang pembelajaran Al-Quran, yang berorientasi pada sebuah toko buku online yang melayani segala kebutuhan yang berhubungan dengan pendidikan agama Islam. Nomer Kantor 0821-3363-1419 atau 0877-3646-6226
Presntasi Program Kegiatan TPA di Masjid Istiqomah Karangwaru Kota Yogyakarta oleh Owner Depot Iqro As-Salam dan Direktur Utama Manajemen Depot Iqro As-Salam
Presentasi dihadapan orang tua wali santri di Masjid Istiqomah Karangwaru Kidul, Kota Yogyakarta
Pengajian wali santri oleh Ustadz Eko Susilo, MPd. yang memotivasi orang tua untuk mendorong anaknya ngaji di TPA.
Kegiatan ngaji di TPA Istiqomah Karangwaru
Ngaji dengan menyenangkan adalah salah satu model pembelajaran TPA binaan Manejemen Depot IQro As-Salam.
Dekat dan menyatu dengan santri yang dilakuka ustadz TPA binaan Depot Iqro As-Salam mempererat hubungan santri dan ustadz.
DENGAN CSR PERUSAHAAN, LEMBAGA SOSIAL, TAKMIR MASJID DAN ORGANISASI MASYARKAT
A.Profil Manajemen Depot Iqro As-Salam
MEDIA atau Manajemen Depot Iqro
As-Salam adalah salah satu divisi usaha Depot Iqro As-Salam yang menawarkan
jasa pengelolaan kegiatan dakwah. MEDIA memfokuskan diri pada pengelolaan
kegiatan dakwah untuk penuntasan buta baca Al-Quran dan Islamic Caracter
Buliding atau membangun karakter islam untuk anak-anak.
Kehadiran MEDIA dilatar belakangi masih banyaknya anak-anak
islam yang tidak bisa baca Al-Quran. Selain itu melihat perilaku anak-anak di
era globalisasi yang jauh dari perilaku yang baik berdasarkan tuntunan agama.
Diharapkan kehadiran MEDIA minimal bisa ikut menekan jumlah anak Islam yang
tidak bisa baca Al-Quran. Media juga bisa ikut membantu mengenalkan perilaku
yang baik bagi generasi yang akan datang.
MEDIA memberanikan diri menawarkan kerjasama ini setelah
melakukan pembinaan TPA di beberapa tempat. Dari pengalaman yang sudah, kami
memiliki format dan rumusan bagaimana mengelola Taman Pendidikan Al-Quran secara
efektif. Insya Alloh dari pengalaman tersebut akan mudah mencapai target kerjasama
yang diinginkan.
MEDIA menawarkan biaya standar pengelolaan TPA untuk
mengoptimalkan program kerjasama. Biaya yang kami tentukan untuk menjaga
keberlangsungan program tersebut. Tanpa biaya tentu akan sulit program yang
kami miliki bisa berjalan optimal. Pada akhirnya semua kami kembalikan pada
Alloh SWT. Bila memang kerjasama ini berlangsung itu semua karena ketentuan
Alloh SWT. Insya Alloh kerjasama ini merupakan amal Jariyah buat kita semua.
B.Tujuan Kerjasama.
1.Ikut serta mengentaskan
buta baca Al-Quran.
2.Mengenalkan
ajaran islam dasar kepada anak-anak sejak dini.
3.Membangun
karakter anak yang sesuai dengan agama.
4. Membantu memperbaiki manajemn TPA di masjid maupun mushola.
5. Menghidupkan TPA yang sudah pernah aktif menjadi aktif kembali.
6. Memakmurkan masjid dengan kegiatan belajar Al-Quran di Masjid
C.Syarat kerjasama :
1.csr Perusahaan, Takmir Masjid, Lembaga Sosial dan Ormas yang berniat
kerjasama memiliki pandangan sama bahwa mengelola TPA harus secara profesional
dan berkualitas agar anak-anak muslim bisa di didik dengan baik.
2.Sanggup mengalokasikan bantuan dana untuk manajemen dan
kebutuhan TPA.
D.Program Kegiatan Management Depot Iqro As-Salam:
1. Membuatkan program pembelajaran
TPA selama 1 tahun.
2. Menyedikan Ustadz / ustadzah yang
berkompeten.
3. Membuat program unggulan untuk
TPA.
4. Menyediakan semua kebutuhan santri
untuk belajar di TPA.
5. Membuat laporan semester dan tahunan
pelaksanaan TPA.
6. Membuat Buletin Parenting.
E.Kelebihan TPA yang dikelola
Management Depot Iqro
1. Model Pembelajaran TPA dibuat
menyenangkan, sehingga santri tidak jenuh mengaji.
2. Mendidik santri bisa baca
Al-Quran.
3. Mendidik santri hafal Doa
sehari-hari, hafal surat-surat pendek.
4. Mendidik santri bisa sholat dan
wudhu dengan benar.
5. Mendidik santri menguasai
Pengetahuan Agama Islam Dasar.
6. Mendidik santri menjadi pribadi
yang berkarakter muslim.
7. Mendidik Santri bisa berhitung
dengan cepat.
8. Mendiidk santri bisa berbahasa
Arab dan Inggris Dasar.
Program Unggulan.
1. Dongeng dan Cerita secara rutin
untuk membentuk karakter.
2. Nonton Film Islami dengan Materi
Ibadah Aqidah dan Akhlaq.
3. Outbond.
4. Pelatihan Leadership Muslim.
5. Pesantren Kilat Ramadhan.
F.Umpan Balik Kerjasama.
1.Perusahaan,
Lembaga atau Takmir Masjid mendapatkan program kegiatan yang nyata yang bermanfaat bagi generasi islam dan merupakan amal jariyah.
2.Perusahaan,
Lembaga atau Takmir Masjid akan mendapat laporan tertulis maupun gambar yang membuktikan bahwa dananya bisa dioptimalkan untuk pendidkan generasi muslim.
G.Ketentuan Kerjasama.
1.Kedua belah
pihak menandatangani kerjasama program.
2.Kedua belah
pihak bisa melakukan evaluasi setiap semester.
H.Penuntup
Demikian penawaran kerjasama yang
kami lakukan, semoga kerjasama ini segera terrealisasi untuk kita ikut berperan
mengentaskan buta baca Al-Quran dan membangun karakter islam pada anak supaya menjadi anak yang sholeh. Atas perhatiaanya kami ucapkan terima kasih.
Info lebih lengkap hubungi :
Hubungi :
HP : 08175425052
WA : 082133631419
BBM : 7D3CD1FA
Dokumentasi TPA yang kami kelola bisa di lihat di Blog ini dengan
Manajemen Depot Iqro Assalam membuka juga TPA bagi anak-anak. Berbeda dengan TPA lainnya TPA Mushola Darussalam Sendangadi Mlati Sleman dikelola secara mandiri tanpa ada ikatan kerjasama dengan takmir masjid. Santri TPA Mushola Darussalam Sendangadi Mlati Sleman sejumlah kurang lebih 18 anak. Beriktut foto dokumentasi kegiatan TPA Mushola Darussalam Sendangadi Mlati Sleman.
Manajemen Depot Iqro As-Salam memiliki mitra binaan TPA di wilayah Yogyakarta. Salah satu binaanya adalah TPA Masjid At-Tin Banyuraden Gamping Sleman. TPA Masjid At-Tin terletak di wilayah Banyuraden Gamping Sleman. Lokasinya tidak jauh dari Kampus Pertanahan Yogyakarta.
TPA Masjid At-Tin Banyuraden Gamping Sleman memiliki santri kurang lebih 30 santri. TPA dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas Dasar untuk anak-anak yang baru belajar membaca Al-Quran, kelas menengah untuk kelas persiapan bagi santri sebelum masuk kelas Tahfidz dan Kelas Tahfidz yang memfokuskan diri pada hafalan surat dan ayat Al-Quran. Berikut foto-foto dokumentasi kegiatan TPA Masjid At-Tin Banyuraden Gamping Sleman.
Dengan langkah gontai, laki-laki itu datang menghadap Rasulullah. Ia sedang didera problem finansial; tak bisa memberikan nafkah kepada keluarganya. Bahkan hari itu ia tidak memiliki uang sepeserpun.
Dengan penuh kasih, Rasulullah mendengarkan keluhan orang itu. Lantas beliau bertanya apakah ia punya sesuatu untuk dijual. “Saya punya kain untuk selimut dan cangkir untuk minum ya Rasulullah,” jawab laki-laki itu.
Rasulullah pun kemudian melelang dua barang itu. “Saya mau membelinya satu dirham ya Rasulullah,” kata salah seorang sahabat.
“Adakah yang mau membelinya dua atau tiga dirham?” Inilah lelang pertama dalam Islam. Dan lelang itu dimenangkan oleh seorang sahabat lainnya.
“Saya mau membelinya dua dirham”
Rasulullah memberikan hasil lelang itu kepada laki-laki tersebut. “Yang satu dirham engkau belikan makanan untuk keluargamu, yang satu dirham kau belikan kapak. Lalu kembalilah ke sini.”
Setelah membelikan makanan untuk keluarganya, laki-laki itu datang kembali kepada Rasulullah dengan sebilah kapak di tangannya. “Nah, sekarang carilah kayu bakar dengan kapak itu…” demikian kira-kira nasehat Rasulullah. Hingga beberapa hari kemudian, laki-laki itu kembali menghadap Rasulullah dan melaporkan bahwa ia telah mendapatkan 10 dirham dari usahanya. Ia tak lagi kekurangan uang untuk menafkahi keluarganya.
Salman Al Farisi punya rumus 1-1-1. Bermodalkan uang 1 dirham, ia membuat anyaman dan dijualnya 3 dirham. 1 dirham ia gunakan untuk keperluan keluarganya, 1 dirham ia sedekahkan, dan 1 dirham ia gunakan kembali sebagai modal. Sepertinya sederhana, namun dengan cara itu sahabat ini bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dan bisa sedekah setiap hari. Penting dicatat, sedekah setiap hari.
Nasehat Rasulullah yang dijalankan oleh laki-laki di atas dan juga amalan Salman Al Farisi memberikan petunjuk kepada kita cara dasar mengelola keuangan. Yakni, bagilah penghasilan kita menjadi tiga bagian; satu untuk keperluan konsumtif, satu untuk modal dan satu untuk sedekah. Pembagian ini tidak harus sama persis seperti yang dilakukan Salman Al Farisi.
Keperluan Konsumtif
Untuk soal ini, rasanya tidak perlu diperintahkan pun orang pasti melakukannya. Bahkan banyak orang yang menghabiskan hampir seluruh penghasilannya untuk keperluan konsumtif. Tidak sedikit yang malah terjebak pada masalah finansial karena terlalu menuruti keinginan konsumtif hingga penghasilannya tak tersisa, bahkan akhirnya minus.
Yang perlu menjadi catatan, bagi seorang suami, membelanjakan penghasilan untuk keperluan konsumtif artinya adalah memberikan nafkah kepada keluarganya. Jangan sampai seperti sebagian laki-laki yang menghabiskan banyak uang untuk rokok dan ke warung, sementara makanan untuk anak dan istrinya terabaikan.
Modal
Sisihkanlah penghasilan atau uang Anda untuk modal. Bahkan, kalaupun Anda adalah seorang karyawan atau pegawai. Sisihkanlah setiap bulan gaji Anda untuk menjadi modal atau membeli aset. Menurut Robert T. Kyosaki, inilah yang membedakan orang-orang kaya dengan orang-orang kelas menengah dan orang miskin. Orang kaya membeli aset, orang kelas menengah dan orang miskin menghabiskan uangnya untuk keperluan konsumtif. Dan seringkali orang kelas menengah menyangka telah membeli aset, padahal mereka membeli barang konsumtif; liabilitas.
Aset adalah modal atau barang yang menghasilkan pemasukan, sedangkan liabilitas adalah barang yang justru mendatangkan pengeluaran. Barangnya bisa jadi sama, tetapi yang satu aset, yang satu liabilitas. Misalnya orang yang membeli mobil dan direntalkan. Hasil rental lebih besar dari cicilan. Ini aset. Tetapi kalau seseorang membeli mobil untuk gengsi-gengsian, ia terbebani dengan cicilan, biaya perawatan dan lain-lain, ini justru menjadi liabilitas. Robert T Kiyosaki menemukan, mengapa orang-orang kelas menengah sulit menjadi orang kaya, karena berapapun gaji atau penghasilan mereka, mereka menghabiskan gaji itu dengan memperbesar cicilan. Berbeda dengan orang yang membeli aset atau modal yang semakin lama semakin banyak menambah kekayaan mereka.
Jangan dianggap bahwa aset atau modal itu hanya yang terlihat, tangible. Ada pula yang tak terlihat, intangible. Contohnya ilmu dan skill. Jika Anda adalah tipe profesional, meningkatkan kompetensi dan skill adalah bagian dari modal, bagian dari aset. Dengan kompetensi yang makin handal, nilai Anda meningkat. Penghasilan juga meningkat.
Sedekah
Jangan lupa sisihkan penghasilan Anda untuk sedekah. Mengapa? Sebab ia adalah bekal untuk kehidupan yang hakiki di akhirat nanti. Baik sedekah wajib berupa zakat maupun sedekah sunnah.
Apa yang dilakukan Salman Al Farisi adalah amal yang luar biasa. Ia bersedekah senilai apa yang menjadi keperluan konsumtif keluarganya. Jadi kita kita punya gaji atau penghasilan tiga juta, lalu kebutuhan konsumtif keluarga kita satu juta, kita baru bisa menandingi Salman Al Farisi jika bersedekah satu juta pula. Namun karena ada hadits Rasulullah yang menyebutkan bahwa sedekah satu bukit tidak dapat menyamai sedekah satu mud para sahabat, kita tak pernah mampu menandingi sedekah Salman Al Farisi.
Harta sejati kita yang bermanfaat di akhirat nanti adalah apa yang kita sedekahkan. Lalu mengapa kita membagi penghasilan kita menjadi tiga bagian; konsumsi, modal dan sedekah? Mengapa tidak semuanya disedekahkan? Sebab konsumsi dan modal sesungguhnya juga pendukung sedekah kita. Jika keperluan konsumsi kita terpenuhi, maka fisik kita relatif lebih sehat. Dengan fisik yang sehat, kita bisa beribadah dan bekerja yang sebagian hasilnya untuk sedekah. Mengapa perlu mengalokasikan untuk modal/aset? Karena ia akan semakin memperbesar pemasukan kita dan dengannya kita menjadi lebih mudah untuk bersedekah dalam jumlah lebih besar dan juga lebih banyak beramal. [Muchlisin BK]
sumber : http://keluargacinta.com/rahasia-dasar-mengelola-keuangan-dari-rasulullah/
“Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS At Taubah [9]: 72)
Karena perbedaan visi dan persepsi tentang arti kebahagiaan, masing-masing keluarga menggunakan cara dan dan jalan yang berbeda dalam menggapai kebahagiaan masing-masing. Sebagian keluarga menilai kebahagiaan dengan prestasi-prestasi akademik. Maka, setiap keluarga dipacu untuk semangat belajar dalam rangka mencapai cita-cita akademiknya. Sehingga berbagai macam gelar bertengger pada nama-nama anggota keluarga ini.
Sementara keluarga yang lain menganggap melimpahnya harta dan kekayaan dapat mengantarkan kepada puncak kebahagiaan. Maka, seluruh anggota keluarga itu pun terinspirasi untuk merengkuh berbagai pernak-pernik dunia seperti mobil mewah, rumah bak istana dan tampilan ala selebritis.
Sebagian lagi, memandang jabatan dan kedudukan sebagai tolok ukur kebahagiaan. Hidupnya terkuras hanya untuk meraih jabatan. Bahkan, tidak sedikit yang menghalalkan segala cara demi meraih kedudukan dan jabatan itu.
Lalu, apa sih makna kebahagiaan keluarga yang sesungguhnya? Ayat di atas memberikan pemahaman, bahwa kebahagiaan yang hakiki dan “keberuntungan yang besar” adalah ketika kita dapat meraih surga di akhirat nanti. Hal ini menuntut kita untuk mampu menjadikan seluruh lingkungan kita, termasuk rumah kita menjadi taman-taman surga duniawi yang mampu menghantarkan semua keluarga kita menuju taman-taman surga ukhrawi.
Agar terwujud Baiti Jannati
Mengacu dari ayat di atas dan dalil-dalil lain, ada beberapa tips agar kita bisa merealisasikan Baiti Jannati, di antaranya: Pertama: Mengenalkan Allah swt kepada penghuni rumah
Hal ini dilakukan dengan menerapkan Tarbiyah Imaniyah (Pendidikan Keimanan) kepada seluruh anggota keluarga sejak dini secara terpadu dan kontinyu sehingga mereka manjadi pribadi-pribadi yang bertakwa yang akan mewarisi surga. (lihat QS Ali Imran [3]: 133). Dan seluruh aktivitas orang yang bertakwa bernilai ibadah dan berpahala. Maka, dampak dari ketakwaan pun akan memancar dalam kehidupan keluarga. Pancaran sinar keimanan ayah, ibu dan anak-anaknya memantul di seluruh lorong-lorong rumah sehingga terciptalah ketenangan dan ketenteraman jiwa, kenyamanan, keakraban, kedamaian dan keharmonisan hubungan antaranggota keluarga. Bukankah rumah dengan situasi dan kondisi semacam itu bak surga dunia?
Namun, suasana surgawi di rumah seperti itu hanya akan terwujud manakala para penghuni rumahnya mengenal Allah swt dengan sangat baik. Di sinilah barangkali rahasianya, mengapa ayat di atas diawali dengan “Wa’adallah…” (Allah menjanjikan…). Jika ingin meraih surga (baca: kebahagiaan) di dunia dan akhirat, maka harus dekat dengan Yang Menjanjikan dan Menciptakan surga, yaitu Allah. Dan yang diberi janji pun bukan sembarang manusia, melainkan hanyalah orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan.Tanpa iman, harapan menggapai surga duniawi dan ukhrawi hanyalah tinggal harapan, dan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Kedua: Menciptakan Raudhah min Riyadhul Jannah (taman dari taman-taman surga) di rumah
Caranya dengan menghidupkan rumah dengan pengajian-pengajian, baik khusus keluarga maupun umum, dan halaqah-halaqah dzikir (majelis-majelis untuk meningkatkan intensitas dzikir kepada Allah). Memakmurkan rumah dengan lantunan ayat-ayat Al Qur’an supaya tidak seperti kuburan sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw, “Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah” (HR Muslim no. 1300).
Sesungguhnya kondisi seperti inilah yang disinyalir oleh Rasulullah sebagai Raudhah min Riyadhi’l Jannah (taman dari taman-taman surga).
Beliau saw bersabda, “Jika kalian melewati Riyadhul Jannah (taman-taman surga), maka bergabunglah!” Para sahabat bertanya, “Apa itu Riyadhul Jannah?” Nabi menjawab,“Halaqah-halaqah dzikir ” (HR At Tirmidzi no. 3432).
Ketiga: Mengenalkan surga kepada keluarga
Termasuk menghadirkan surga di rumah adalah dengan mengenalkan surga kepada keluarga. Mulai dari sifat surga dan kenikmatan pemandangannya yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah tergerak di hati. Pintu-pintunya yang berjumlah delapan (lihat: HR An Nasaa’i no. 148), salah satunya bernama Ar Rayyaan yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang rajin berpuasa. Derajat surga, sungai-sungainya, anginnya, cahayanya, istana-istananya, pohon dan buahnya. Amalan-amalan yang diganjar surga, tabiat dan karakter jalan surga yang tidak bertaburan dengan bunga-bunga, melainkan penuh dengan kerikil dan duri. Makanan, minuman dan pakaian penduduk surga, dan khadam (pelayan) mereka. Bagi mereka kemah yang terbuat dari mutiara berlobang seluas 60 mil sehingga seorang mukmin mengelilingi keluarganya hingga seorang dengan lainnya tidak dapat saling melihat saking jauh dan luasnya (HR Bukhari IX/479 no. 2838). Dan berbagai kenikmatan lain yang tiada terbilang dan tak ada yang menandinginya (lihat secara lengkap dalam Al Jannah wa’n Naar (Surga dan Neraka), DR Umar Sulaiman Al Asyqar, hal. 115-267).
Ayat di atas menerangkan sebagian kecil dari kenikmatan tersebut, yaitu “surgayang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn.…”
Bahkan, di atas semua kenikmatan itu, masih ada yang lebih besar dan lebih agung, yaitu keridhaan Allah swt sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik rahimahullah (lihat Tafsir Ibnu Katsir III/38-39).
Dari Abu Sa’id Al Khudry ra berkata: bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman kepada penghuni surga: “Wahai penghuni surga.” Mereka menjawab: “Baik, kami penuhi panggilan-Mu wahai Rabb kami dan semua kebaikan ada di kedua tangan-Mu.” Lalu Allah bertanya, “Ridhakah kalian?” Mereka menjawab: “Mengapa kami tidak ridha, padahal Engkau telah memberi kami apa saja yang tidak Engkau berikan kepada makhluk lain.” Allah lalu berfirman, “Maukah Aku beri kalian yang melebihi semua itu?” Mereka menjawab, “Ya Rabb, apa sesuatu yang lebih baik dari semua itu?” Allah menjawab, “Aku halalkan untuk kalian ridha-Ku, maka Aku tidak akan murka terhadap kalian setelah ini selama-lamanya” (HR Bukhari XI/363-364 dan Muslim no. 2829).
Dan puncak dari semua kenikmatan di surga adalah melihat Allah Yang Maha Mulia. Dan tidak ada anugerah yang paling disukai oleh penghuni surga selain melihat Rabbnya Yang Maha Berkah dan Tinggi (lihat HR Muslim no. 181).
Ibnul Atsir rahimahullah mengatakan, “Rukyatullah (melihat Allah) adalah puncak kenikmatan akhirat dan derajat/tingkatan yang paling tinggi dari semua pemberian Allah yang istimewa…” (Jaami’ul Ushul X/557).
Dalam kajian Sayyid Quthb rahimahullah, bahwasanya hubungan dengan Allah yang sekilas dan melepaskan diri dari cengkeraman daya tarik dunia yang sesaat mendapatkan balasan beragam kenikmatan, lalu ditambah lagi dengan ridha Allah yang menggelora dalam jiwa-jiwa mereka, dan itu mereka rasakan tanpa terputus, maka pastilah “itu adalah keberuntungan yang besar” (lihat Fi Zhilal Al Qur’an III/1676).
Bahkan, jika perlu surga dan beragam kenikmatannya itu ditulis dan dikemas dalam suatu poster yang ditempel di tempat yang menarik perhatian di rumah, sehingga semua anggota keluarga selalu mengingatnya dan termotivasi untuk menjadi penguninya. Maka, hal ini secara tidak langsung dapat menjadi motivator dan stimulan dalam memproduksi banyak kebajikan. Sehingga benar-benar “Baiti Jannati, rumahku adalah surgaku“.
Team Trainer MEDIA siap menjadi trainer untuk outbond acara anda. Aneka permainan dengan hikmah dan pelajaran islami kita siapkan untuk para pesert oubond. Dijamin menyenangkan dan berkesan karena memberi hikmah setiap permainan.
Kepada yang
terhormat bapak ibu serta teman-teman sekalian..
Alhamdulillah
Puji dan syukur hanya milik Allah yang telah memberikan kita kesehatan,
keimanan dan banyak kenikmatan. Sholawat dan Salam semoga tercurah kepada nabi
besar Muhammad SAW beserta sahabat dan umatnya .... Allohumma Amien.
Bapak Ibu serta sahabat kecil yang Selly hormati... Ismakhulii an
u’arrifa nafsi, Ismi Selly min SDIT Luqman Al hakim Yogyakarta. Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan tentang
Birul walidain. Berbuat baik pada bapak dan ibu. Tappi sebelumnya Selly mau
tanya dulu neh....Dijawab ya pak....Bu....
Siapa
yang mengandung kita ? Siapa yang lahirkan kita ? Siapa yang merawat, mendidik
dan cari nafkah ?
Kira-kira
kita sudah bisa belum ya membalas kebaikan orang tua kita ?
Dulu...Ada
seorang sahabat yang selalu menggendong ibunya kemanapun ibunya pergi. Kemudian
ia bertanya pada Rosul, Apakah semua itubisa membalas kebaikan ibunya ? Dan apa
jawab Rosul pak, Bu ? Ternyata TIDAK...Karena dunia dan seisinya tidak
sedikitpun membalas kebaikan bapak dan ibu.
Rosullullah
sangat mencintai umat NYA. Kira-kira bapak ibu dicintai Rosul ?
Artinya :
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapakny. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah pula.
Bagaimana cara berbuat baik kepada bapak ibu ?
Apakah dengan selalu mengikutinya ? ternyata TIDAK juga.Cara berbuat baik pada bapak ibu diantaranya
adalah =
Pertama = Menaatinya jika berada dalam
kebaikan
Bila orangtua kita meminta untuk beribadah kepada Allah, maka kita
WAJIB TAAT.
Tapi kalau mereka meminta kita untuk berbuat kemungkaran maka kita
bolehmenjawab..NO Way, Sorry...Sorry Mam....I am busy now...
Kedua = Mendoakan mereka
Sampun
dungoaken bapak ibu dereng pak, bu ? Kita diperintahkan untuk mendoakan orang
tua setiap hari,kalau bisa setiap selesai sholat. Doanipun pripun pak bu. Monggo
sareng-sareng.
Allohummagfirli......saget nggih pak bu doa ipun. Ampun
kesupen menawi bibar sholat. Dungo-dungo...wonten lagu ne....
Ayo kita berdoa........ untuk orang tua kita
Ayo kita berdoa........ supaya masuk surga asyik...asyik..
Kita yakin masuk surga.......asyik...asyik.... karna rajin berdoa.dari
tua & yang muda....... laki-laki perempuan...ayo semua rajin berdoa.....
Cara birul walidain yang ke-3 berkata-kata yang baik
Perkataan
yang baik itu sangat dicintai Allah apalagi kepada orang tua. Jangan
sekali-kali orang tua kita merasa sakit hati dengan apa yang kita katakannabi
bersabda Fal
yakul khairan auliyasmud. Berkata baik lah atau diam. Hayo siapa
yang suka membantah orang tua??? Semoga semua yang hadir disini tidak seperti
itu ya.
Sebelum ditutup ada pantun nih
Jalan-jalan naik sepeda pakai topi dikepala
Jagalah perkataan yang mulia terutama pada orang tua
Demikian yang dapat Selly sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf
Buah durian dalamnya putih cukup sekian terima kasih. Mangan
kupatlawuh bakmi, menawi lepat please for give me.
Ilaliaqo …….
Wabilahitaufik wal hidayah waridho wa inayah
Alhamdulillahi
robbil ‘alamin. Wassholatu Wassalamu ‘Ala Nabiyina Muhammadin Wa ‘Ala Alihi
Wasobihi Azmain ‘Amma Ba’du
Shalawat & salam
tak lupa mari kita sanjungkan selalu kepada junjungan kita Nabii Besar Muhammad
SAW dan para sahabatnya. Semoga kita selalumendapat rahmat dan maghifah dari Allah SWT, Allahumma Amin.
Ismi Selly
min Yogyakarta ingin memberikan tausiyah dengan judul Cara Mencintai Rosul.
Alhamdulillah
Allah SWT memberikan hidayah kepada kita untuk lebih mengenal Islam melalui
Nabi Muhammad SAW, kita lebih bisa lebih merasakan cahaya Islam.
Rosullullah
sangat mencintai umat NYA. Kira-kira bapak
ibu serta teman teman disini ingin tidak dicintai Rosul ?
Bagaimana caranya ?
Pertama, dengan mengikuti ajaran
Buat apa berlimpah harta, kalo tidak
mau sedekah. Buat apa berkata cinta kalo tidak ada buktinya
Salah satu
bukti mencintai Rosul yaitu dengan mentaati ajaran NYA.
Ingat
lho..... TAAT TIDAK SEBAGIAN SEBAGIAN.....TAPI SEMUANYA...
Bapak ibu
kalo punya rumah tidak ada ATAPnya MAU TIDAK ???
Jelas
Tidak mau dong……Nanti kalo hujan kehujanan, kalo panas kepanasan, kalo dingin
kedinginan…..Kalo punya Rumah harus yang lengkap….Ada lantainya, ada
Dindingnya, ada Atapnya dan sebagainya…
Begitu juga dengan
ajaran ISLAM….Harus yang LENGKAP... Mau Sholatnya..... Mau Puasanya.... Mau
Sodakohnya...Mau Senyumnya....Jangan Pilih-pilih….Itu baru namanya TAAT….
Siapa yang
disini belum Sholat Lima waktu ??? Hayo ngaku….Pasti Malu….Kalo masih belajar
boleh deh dikit-dikit bolong...Tapi jangan lama-lama ya...Karena menaati ROSUL
itu sama dengan menaati ALLAH…
‘Audzubillahi minnasyaitonirrojim… Bismillahi Rohmanirrohim…May
Yuti’I Rosulla Faqod Atho Allah
Barang siapa
menaati Rosul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah (QS an nisa :80)
Cara yang KEDUA adalah mengikuti sunnah NYA.
Sunnah Rosul banyak
lho…Apa coba contohnya……
Misalnya…Memakai wangi
wangian, memotong kuku pada hari Jum’at, melaksanakan sholat-sholat sunnah dan
masih banyak lagi… Kalo kita ingin dicintai Rosul berarti mengamalkan Sunnah
NYA dalam kehidupan…
Cara mencintai Rosul yang KETIGA
adalah banyak bersholawat.....
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat – NYA bersholawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya ......... ( QS. Al ahzab 56 )
Mari
bapak ibu kita bersholawat untuk Nabi Muhammad
Nah itu tadi TIGA CARA agar kita dicintai
Rosul....
Demikian Bapak Ibu yang dapat Selly sampaikan. Kurang lebihnya mohon
maaf. Sebelum ditutup Selly punya pantun neh....Mangan Ketupat
Lawuh Bakmi...........Menawi LEPAT, Please forgive me...